
Pisang emas, yang dikenal dengan nama ilmiah Musa acuminata, bukan hanya sekadar buah yang lezat dan bergizi. Dalam berbagai budaya Indonesia, pisang emas memiliki makna yang lebih dalam, terutama dalam konteks ritual adat. Di beberapa daerah, pisang emas dipilih sebagai simbol kecantikan dan awet muda, dengan keyakinan bahwa buah ini dapat memberikan energi positif dan memperpanjang usia muda.
Pisang emas sering digunakan dalam berbagai ritual adat, mulai dari upacara pernikahan hingga perayaan kelahiran. Dalam masyarakat tertentu, pisang emas dipercaya memiliki khasiat yang dapat membuat seseorang tampak lebih muda. Tradisi ini dilandasi oleh kepercayaan bahwa energi yang terkandung dalam pisang emas dapat menyegarkan tubuh dan jiwa, sehingga orang yang mengonsumsi atau menggunakan pisang emas dalam ritual akan merasakan manfaatnya.
Pada ritual Kejei salah satu tarian yang diyakini sakral oleh masyarakat Suku Rejang yang ada di Provinsi Bengkulu, pisang emas menjadi salah satu syarat yang ahrus ada dan lekatkan pada tiang Pnei bersama syarat ritual lainnya. Selama tari Kejei berlangsung tiang Pnei akan berada di tengah Balai Kejei. Diakhir pelaksanaan tari Kejei akan dilakukan upacara adat yang disebut “Temtok Tilei Gandei” dengan pemotongan tebu tanda berakhirnya acara.
Setelah acara selesai beberapa bahan ritual yang melekat pada tiang Pnei akan menjadi rebutan para hadirin yang hadir seperti pinang, sirih termasuk pisang emas yang terdapat pada tiang Pnei. Pisang emas yang ada pada tiang Pnei tersebut diyakini masyarakat Suku Rejang dapat membuat orang yang memakannya tampak tujuh tahun lebih muda dari umur sebenarnya.
Pisang emas tidak hanya melambangkan kesuburan dan kemakmuran, tetapi juga harapan akan kehidupan yang lebih baik. Dalam banyak tradisi, pisang emas dianggap sebagai simbol berkah dan keberuntungan. Dalam konteks ritual Kejei dianggap juga sebagai lambang kesetaraan bagi semua orang dengan karena ukurannya cenderung sama dari atas hingga bawah.
Pisang emas memang lebih dari sekadar buah; ia adalah bagian integral dari budaya dan kepercayaan masyarakat. Melalui ritual adat yang melibatkan pisang emas, tidak hanya kecantikan yang diharapkan, tetapi juga kebahagiaan dan kesehatan. Meskipun efektivitasnya dalam membuat seseorang tampak lebih muda mungkin sulit diukur, keyakinan dan makna yang terkandung di dalamnya memberi kontribusi positif bagi jiwa dan raga. Jadi, tidak ada salahnya untuk mengadopsi tradisi ini, baik sebagai simbol keindahan maupun sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari kita.