BATU AMPAR – Semenjak awal berdiri tahu 1946 Desa Batu Ampar memang sudah akrab dengan bambu, terisolasi karena akses jalan belum ada membeuat masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan sandangnya menggunakan bambu sebagai bahan rumah, anyaman bahkan peralatan dapur seperti cangkir dan gerigik tempat menampung air.
Selain kebutuhan sandang bambu juga dimanfaatkan sebagai bahan pangan dengan memanfaatkan rebung bambu, bahkan sejak tahun tahun 70 an masyarkat sudah memulai menjual rebung untuk konsumsi masyarkat luar desa. Provinsi bengkulu memang memiliki masakan khas yang berbahan dasar babu seperti lemea dan rebung asam, sehingga penjualan rebung dijadikan komuditi yang dapat menambah penghasilan warga.
Pada pelaksanaan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Desa Batu Ampar periode 2020-2025 Nomor; 03 tahun 2019 tentan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Batu Ampar, bambu ditetapkan sebagai salah satu komoditas tanaman yang diunggukan dengan beberapa pertimbangan:
- Perlindungan air; Desa Batu Ampar secara geografis terletak di dataran tinggi dengan tofografi perbukitan dan jurang serta berbatasan langsung dengan kawasan hutan Taman Wisata Alam Bukit Kaba. Selain Desa Batu Ampar terdapat beberapa desa lain yang berada di bawah kawasan Desa Batu Ampar yang bergantung utuk ketersediaan air, baik untuk keperluan bersih maupun irigasi. Desa-desa tersebut meliputi Desa Taba Mulan, Kelurahan Durian Depun, Desa Bukit Barisan, Desa Pulo Geto, Desa Pulo Geto Baru, Desa Bumi Sari, Desa Cugung Lalang, Desa Meranti Jaya, Desa Pekalongan.
- Ketersediaan bahan baku; kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang dekat dengan bambu memerlukan ketersedian bahan baku yang cukup dengan tetap menjaga bambu yang sudah ada maupun dengan penanaman kembali.
- Mitigasi bencana; Desa Ampar yang berada di hulu dengan banyak jurang memerlukan penahan tanah sepanjang aliran sungai agar tidak terjadi longsonr dan banjir. Beberapa sungai yang sumbernya terdapat di Desa Batu Ampar meliputi Sungai Besi, Sungai Donok dan Sungai Kah.
- Mitigasi perubahan iklim; dalam hal perubahan iklim diharapkan tanaman bambu Desa Batu Ampar dapat berkonstribusi bagi kehidupan berkelanjutan. Sebagaimana pada tanggal 28 Januari 2020 Desa Batu Ampar dideklarasikan menjadi “Desa Kopi Tangguh Iklim” oleh Gubernur Bengkulu bersama masyarakat.
Baca: https://www.mongabay.co.id/2020/01/17/siapa-bilang-tanaman-bambu-tidak-bermanfaat/
Dengan pertimbangan tersebut Desa Batu Ampar menargetkan penambahan jumlah batang bambu sebanyak 10.000 batang yang akan dilakukan penanaman sepanjang daerah aliran sungai dan mata air. penanaman akan dilakukan secara betahap baik swadaya maupun yang dibebankan pada APBDes.
Apa yang telah direncanakan tentulah tidak akan berjalan tanpa dukungan para pihak, Kepala Desa Batu Ampar Harwan Iskandar mengatakan bahwa Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Batu Ampar berharap kepada semua pihak untuk dapat berpartisipasi dalam agenda ini, baik Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, NGO dan kelompok peduli lainnya. Dengan Harapan terwujudnya kesejahteraan dan berkonstribusi terhadap mitigasi perubahan iklim.